Kompor Gas dan Kompor Listrik Induksi, Mana yang Lebih Baik?

Kompor Gas dan Kompor Listrik Induksi, Mana yang Lebih Baik?

Sebelum kompor gas populer, kompor yang paling banyak digunakan adalah kompor minyak. Dengan minyak tanah atau kerosene sebagai bahan bakarnya. Teknologi telah banyak berkembang. Untuk memasak kini tersedia beberapa pilihan jenis kompor yang dijual di pasaran. Di antaranya ada kompor gas dan kompor listrik. Kompor listrik sendiri ada 4 jenisnya, namun yang paling populer adalah kompor listrik berjenis induksi. Bahkan kini bentuk kompor lebih sederhana dan bisa ditanam pada meja sehingga posisi kompor sejajar dengan meja.

Kompor Gas

Pada masa peralihan dari kompor minyak ke kompor gas bisa dianggap sedikit alot. Karena masyarakat kita telah lama terbiasa memasak dengan kompor minyak, sehingga menimbulkan sedikit kekhawatiran mengenai keamanan memasak menggunakan kompor gas. Perlahan tapi pasti harga minyak tanah merangkak naik. Pemerintah tidak lagi memberi subsidi pada minyak tanah. Mau tidak mau akhirnya harus beralih pada kompor gas. Pemerintah memberikan subsidi pada gas tabung LPG dengan kemasan 3 kg. Tabung gas berwarna hijau ini adalah tabung gas sejuta umat di Indonesia. Baik itu masyarakat menengah ke bawah ataupun ke atas, pada dapurnya pastilah memiliki tabung gas berwana hijau ini.

Cara kerja kompor gas bisa dibilang sederhana. Peran regulator pada pada tabung gas LPG sangat penting, yaitu untuk mengontrol gas dalam tabung. Begitu kompor dinyalakan, katup regulator terbuka, gas mengalir melalui selang menuju kompor lalu menghasilkan api. Perawatannya tidak serumit kompor minyak yang harus sering mengganti sumbu. Pastikan usia pakai regulatornya masih bagus dan karet pengaman pada mulut tabung harus pas ketika dipasang, tidak boleh ada celah. Cara pemakaiannya juga cukup mudah, asal gasnya masih tersedia, tinggal putar knopnya, api pasti sudah menyala.

Jika memilih menggunakan kompor gas daripada kompor listrik itu artinya sama dengan menghemat biaya tagihan listrik. Harga kompor gas berkisar diatas seratus ribu rupiah untuk satu tungku. Tapi jangan lupakan biaya perawatan seperti pembelian selang dan regulator beserta karet tabung gasnya. Selain itu juga idealnya satu rumah memiliki tabung gas lebih dari satu untuk stok. Siapa tahu tengah malam perlu memasak atau sekedar merebus air untuk membuat minuman hangat menemani lembur. Pasti menyebalkan kalau ternyata gasnya habis dan tidak memiliki gas cadangan.

Barangkali bila tidak ada kompor gas sampai saat ini saya tidak akan berani mulai memasak. Saya mengalami trauma pada kompor minyak karena sewaktu saya kecil kompor minyak milik ibu saya meledak, memang rumah saya tidak sampai terbakar habis, hanya bagian dapur yang hangus. Namun tetap membuat saya ketakutan sampai sekarang. Saya menyaksikan sendiri besarnya api yang menyala dari kompor minyak tersebut. Hingga sanggup memberi bekas luka bakar pada lengan ayah saya.

Kompor gas tanam. Gambar dari Pinterest

Kompor Listrik

Kompor listrik disukai karena tidak perlu menyalakan api untuk menggunakannya sehingga mengurangi resiko kebakaran. Jenisnya ada 4 yaitu, konvensional, hot plate, radiasi, dan induksi. Kompor listrik induksi adalah yang menghasilkan efisiensi energi paling besar diantara jenis kompor listrik yang lain. Memiliki fitur pengatur waktu durasi memasak dan waktu mematikan kompor.

Cara kerjanya menggunakan elektromagnet untuk menghasilkan panas. Tidak bisa menggunakan sembarang panci untuk memasak di kompor listrik induksi ini. Harus menggunakan panci yang mengandung magnet. Jadi kalau belum memiliki panci yang mengandung magnet, ya berarti harus membelinya.

Kompor listrik memang tidak memerlukan gas dalam pemakaiannya melainkan menggunakan arus listrik. Kompor listrik berkualitas bagus memerlukan daya 800-1600 watt. Selain itu harganya saat ini cukup bervariasi, hanya saja yang berkualitas bagus harganya berkisar di angka satu juta rupiah lebih untuk varian dua tungku.  

Kompor listrik induksi. Gambar dari Pinterest

Menjelang akhir tahun 2017 Menteri ESDM yang menjabat pada masa itu mempunyai ide untuk memperluas penggunaan kompor listrik untuk memangkas impor dan subsidi LPG 3 kg. Tapi mengingat daya kompor listrik yang cukup besar, maka hanya pelanggan daya listrik 1300 VA ke atas saja yang bisa menggunakan kompor listrik tersebut.

Walaupun harga kompor listrik lebih mahal dari kompor gas kabar bahagianya adalah jika menggunakan kompor listrik itu artinya kita turut serta dalam upaya penghematan bahan bakar fosil. Sudah tahu 'kan kalau gas bukan termasuk energi yang bisa diperbarui? Berbeda dengan listrik yang bisa terus menerus kita hasilkan dari tenaga air, angin, dan nuklir. Jadi jelas kompor listrik lebih baik untuk energi yang dapat diperbarui.