Gaya Hidup Minimalis yang Penuh akan Manfaat

Sudah pernah mendengar tentang gaya hidup minimalis? Bukan rumah berdesain minimalis ya, tapi minimalis disini lebih mengarah pada gaya hidup yang dijalani. Jadi, gaya hidup minimalis itu pada dasarnya memiliki dan hanya menyimpan barang-barang yang dibutuhkan saja. Benar-benar hanya barang-barang yang sering digunakan saja yang dimiliki. Tidak menyimpan barang yang kurang fungsional dan tidak membeli barang yang kurang diperlukan meskipun ingin memilikinya. Oh ya, ini tidak hanya berlaku pada barang-barang pribadi dan perabotan rumah, tapi juga berlaku pada makanan dan yang lainnya.

Gaya hidup minimalis mulai banyak diikuti orang setelah tokoh publik asal Jepang Marie Kondo menerbitkan buku dengan judul “The Life-Changing Magic of Tidying Up” yang membahas gaya hidup ini pada tahun 2011. Beberapa tahun setelahnya, 2015, Fumio Sasaki juga menulis buku dengan tema yang sama berjudul “Goodbye, Things”. Orang Jepang sangat memegang teguh prinsip desain yang menggunakan bahan murni, alami. Mereka menyukai keindahan yang minimalis atau sederhana tanpa hiasan yang mencolok. Jepang sering dilanda bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, sehingga wajar saja bila memiliki banyak barang dan perabotan sangat tidak praktis bagi mereka.
Orang Jepang yang menerapkan gaya hidup minimalis tidak memiliki banyak barang pribadi dan perabotan, tidak heran bila rumah tinggal mereka tampak sangat rapi, lega dan leluasa membuat semakin betah dan nyaman berada di rumah. Isi lemari pakaiannya hanya beberapa potong pakaian saja yang sering digunakan sehari-hari. Peralatan memasak dan makan pun demikian, hanya beberapa saja yang tersimpan di dapur yaitu yang memang sering dibutuhkan. Saat tidur, mereka menggunakan futon atau alas tidur tradisional Jepang sebagai alas tidurnya. Yang satu ini merupakan warisan dari leluhur mereka. Namun meski begitu tidur dengan menggunakan futon terbilang ekonomis, tidak perlu membeli kasur dan ranjang. Sangat menghemat ruang karena setelah bangun tidur cukup dilipat dan disimpan dalam lemari, rapilah sudah rumahnnya. Kalau ada kerabat yang hendak menginap tidak perlu bingung menyiapkan kamar, cukup diberi futon tambahan yang mereka miliki di rumah.

Beberapa manfaat dari menerapkan gaya hidup minimalis:
- Sangat menghemat uang karena hanya membeli barang yang sangat dibutuhkan.
- Pikiran menjadi lebih santai dan jauh dari stres.
- Rumah sangat rapi dan bersih sedap dipandang mata sehingga merasa nyaman berada di rumah.
- Menghemat tenaga karena barang dan perabotan yang dimiliki sedikit jadi kegiatan membersihkan dan merapikan tidaklah menguras tenaga.
- Menghemat waktu karena kegiatan membersihkan dan merapikan tidak menyita banyak waktu.
- Memiliki banyak waktu untuk pengembangan diri dan lebih dekat dengan keluarga.
- Menjadi salah satu upaya menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat bertumpuknya sampah yang tidak didaur ulang.
Cukup menggiurkan bukan manfaat yang bisa diperoleh dari penerapan gaya hidup minimalis ini? Kalau kamu tertarik untuk mencoba, sekarang akan kami bagi tips-tipsnya.
- Kuatkan niat. Jangan goyah karena komentar orang lain. Entah teman atau bahkan keluargamu bisa jadi akan mengomentari niatmu mengubah gaya hidupmu. Misal nantinya kamu hanya akan memiliki sedikit pakaian, otomatis pakaian yang kamu kenakan sehari-hari hanya yang itu-itu saja maka kemungkinan mereka akan mengomentarimu entah itu komentar positif atau negatif. Jadi kuatkan niat dan mentalmu :)
- Mulai mencoba memilah barang-barang yang dimiliki. Seperti yang disampaikan Marie Kondo, mulailah menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Barang-barang yang tidak lagi memberi kesenangan atau tidak lagi memiliki manfaat, sudah saatnya kamu relakan untuk dilepas. Kamu bisa memberikan atau menyumbangkan pada orang yang membutuhkan bila memang barang tersebut masih layak pakai.
- Berpikir jangka panjang sebelum membeli sesuatu. Ketika ingin membeli sesuatu pikirkan baik-baik akankah barang itu masih diperlukan selama 6 bulan ke depan. Jika tidak, maka tidak perlu membelinya. Meskipun terasa sangat ingin membelinya, harus tetap kuat melawan godaan untuk membelinya.
- Menerapkan konsep 3R (reduce, reuse, recycle). Kurangi penggunaan barang yang nantinya akan menjadi sampah. Gunakan kembali barang yang masih bisa digunakan, misalnya menggunakan kaleng bekas kemasan biskuit sebagai tempat menyimpan barang-barang berukuran kecil. Mendaur ulang barang bekas berbahan yang tidak bisa langsung digunakan lagi agar menjadi barang dengan fungsi yang baru (fungsi yang berbeda dari sebelumnya).
Itu dia beberapa tips yang patut diterapkan. Selamat mencoba!